Latihan Bahasa Isyarat SIBI oleh Kelompok Belajar Satuan Pendidikan Luar Biasa di Bidang PKPLK dan IP Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah

Palu (Bidang PKPLK dan Inovasi Pendidikan) - Latihan bahasa isyarat SIBI oleh kelompok belajar Satuan Pendidikan Luar Biasa bersama Pejabat Fungsional PTP, Sintia Dewi Mateka, S.Sos., M.A.P dilaksanakan dengan penuh antusias. Latihan bersama ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan individu tunarungu atau yang mengalami gangguan pendengaran. Ini membantu membuka akses komunikasi yang mungkin sulit dijangkau dengan bahasa lisan, ujar Sintia. Rabu, (16/10/2024).

Ketua MKKS SLB Sulawesi Tengah, Nurwiyatmo, S.Pd., M.Pd menerangkan ilmu dasar dalam pembelajaran bahasa isyarat SIBI  

Mempelajari bahasa isyarat memiliki banyak tujuan yang positif, baik dari perspektif individu maupun sosial. Berikut beberapa tujuan utama mempelajari bahasa isyarat:

1. Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu

  • Tujuan utama mempelajari bahasa isyarat adalah untuk bisa berkomunikasi dengan komunitas penyandang tunarungu atau mereka yang memiliki gangguan pendengaran.
  • Bahasa isyarat adalah alat komunikasi penting yang memungkinkan orang tunarungu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.

2. Meningkatkan Inklusi Sosial

  • Mempelajari bahasa isyarat membantu mempromosikan inklusi sosial dan membangun jembatan antara orang yang mendengar dengan mereka yang tunarungu.
  • Ini membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mengurangi hambatan komunikasi yang seringkali membuat penyandang tunarungu merasa terisolasi.

3. Memperluas Keterampilan Berkomunikasi

  • Bahasa isyarat merupakan bentuk komunikasi visual, yang melibatkan penggunaan tangan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Mempelajari bahasa ini dapat memperluas keterampilan komunikasi Anda secara keseluruhan dan meningkatkan pemahaman Anda tentang bahasa non-verbal.

4. Meningkatkan Kesadaran Budaya dan Empati

  • Bahasa isyarat tidak hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan budaya unik komunitas tunarungu. Dengan mempelajarinya, Anda dapat memahami lebih baik tantangan, kebutuhan, dan keunikan budaya tersebut.
  • Ini dapat meningkatkan empati terhadap orang lain, khususnya terhadap kelompok yang mungkin seringkali terpinggirkan.

5. Mendukung Profesi dan Pelayanan Publik

  • Banyak profesi yang dapat diuntungkan dengan pemahaman bahasa isyarat, seperti guru, tenaga kesehatan, polisi, pegawai layanan publik, dan lainnya. Dengan menguasai bahasa isyarat, mereka dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada penyandang tunarungu.
  • Dalam dunia pendidikan, tenaga pengajar yang mampu menggunakan bahasa isyarat bisa mendukung anak-anak tunarungu untuk belajar dan berkembang dengan lebih baik.

6. Mengembangkan Keterampilan Kognitif

  • Belajar bahasa baru, termasuk bahasa isyarat, dapat merangsang fungsi kognitif dan melatih kemampuan otak dalam memproses informasi. Ini dapat membantu dalam peningkatan memori, pemecahan masalah, dan kreativitas.

7. Meningkatkan Peluang Karier

  • Penguasaan bahasa isyarat bisa menjadi nilai tambah dalam berbagai bidang pekerjaan. Dalam banyak organisasi atau perusahaan, memiliki keterampilan dalam bahasa isyarat dapat membuat Anda lebih berharga karena Anda dapat menjangkau kelompok orang yang lebih luas.

8. Mempromosikan Kesetaraan dan Hak Asasi

  • Mempelajari bahasa isyarat adalah bagian dari mendukung hak-hak penyandang tunarungu untuk mendapatkan akses yang sama dalam komunikasi dan interaksi sosial.
  • Ini sejalan dengan prinsip kesetaraan, di mana setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dan terlibat dalam kehidupan masyarakat tanpa halangan.

9. Meningkatkan Aksesibilitas di Lingkungan Kerja dan Publik

  • Memahami bahasa isyarat dapat membantu menciptakan lingkungan kerja dan publik yang lebih aksesibel. Di kantor, sekolah, atau tempat-tempat umum lainnya, orang yang bisa berbahasa isyarat mampu berkomunikasi dengan orang tunarungu secara langsung tanpa bantuan penerjemah.

Dengan mempelajari bahasa isyarat, kita tidak hanya meningkatkan kemampuan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan empatik.