Guru - Guru Pendidikan Luar Biasa di Satuan Pendidikan SLB Sulawesi Tengah Belajar Berbirat SIBI
Palu, Bidang PKPLK dan IP Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah mewadahi Guru - Guru Pendidikan Luar Biasa dalam BerBiRat SIBI yang diketuai oleh H. Nurwiyatmo,S.Pd.,M.Pd yang merupakan Kepala Sekolah SLB Biromaru. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari rabu bertempat di Bidang PKPLK dan IP Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah.
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) merupakan salah satu media yang membantu komunikasi sesama kaum tunarungu di dalam masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tataanyang sistematis tentang seperangkat isyarat jari, tangan, dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa Indonesia. Di dalam upaya pembakuan tersebut, dipertimbangkanbeberapa tolok ukur yang mencakup segi kemudahan, keindahan, dan ketepatan pengungkapan makna atau struktur kata, di samping beberapa segi yang lain. Secara terperinci tolok ukur itu sebagai berikut :
- Sistem Isyarat harus secara aurat dan konsisten mewakili sintaksis bahasa Indonesia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan tujuan utama suatu system isyarat, yaitu suatu sistem yang mengalihkan bahasa masyakarat umum kedalam isyarat. Upaya ini berbeda dengan bahasa isyarat yang biasa berkembang di antara kaum tunarungu secara alami dan sampai sekarang belum diteliti dan bias memiliki tata dan aturan yang berbeda dengan bahasa Indonesia.
- Sistem Isyarat yang disusun harus mewakili satu kata dasar atau imbuhan tanpa menutup kemungkinan adanya beberapa perkecualian bagi dikembangkannya isyarat yang mewakili satu makna. Misalnya untuk kata gabung yang sudah demikian pada maknanya sehingga tidak diwakili oleh dua isyarat. Kata-kata yang mempunya arit ganda memerlukan pertimbangan berdasarkan tiga prinsip yaitu ada/tidak persamaan arti, ejaan dan ucapan, serta lema yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bila dua dari ketiga prinsip tersebut sama dan hanya satu lema untuk kata tersebut dalam KBBI, isyarat yang sama Harus digunakan. Jika prinsip ini tidak diikuti maka jumlah isyarat dalam sistem ini terlalu besar sehingga akan membingungkan tunarungu, khususnya ketika membaca dan menulis.
- Sistem isyarat yang disusun harus mencerminkan situasi social, budaya, dan ekologi bahasa Indonesia. Pemilihan isyarat perlu menghindari adanya kemungkinan konotasi yang kurang etid di dalam komponen isyarat di daerah tertentu di Indonesia.
- Sistem isyarat wajib disesuaikan dengan perkembangan kemampuan dan kejiwaan siswa.
- Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang sudah ada dan banyak dipergunakan oleh kaum tunarungu Indonesia dan harus dikembangkan melalui konsultasi dengan wakil-wakil dari masyarakat.
- Sistem isyarat harus mudah dipelajari dan digunakan oleh siswa, guru, orang tua murid, dan masyarakat.
- Isyarat yang dirancang harus memiliki kelayakan dalam wujud dan maknanya. Artinya wujud isyarat harus secara visual memiliki unsur pembeda makna yang jelas, tetapi sederhana, indah dan menraik gerakannya. Makna isyarat harus menunjukkan sifat yang luwes (memiliki kemungkinan untuk dikembangkan), jelas dan mantap (tidak berubah-ubah artinya).
- Isyarat yang dirancang harus dapat dipakai pada jarak sedekat mungkin dengan mulut pengisyarat dan dengan kecepatan yang mendekati tempo berbicara yang wajar dalam upaya merealisasikan tujuan konsep komunikasi
- Sistem isyarat harus dituangkan dalam kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang efisien dengan deskripsi dan gambar yang akurat.
Berikut KAMUS Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dapat di Akses pada link berikut : https://pmpk.kemdikbud.go.id/sibi/
Di dalam Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ini, kata-kata dasar disusun menurut abjad. Bentuk isyarat bagi kata-kata itu ditampilkan berupa gambar dan deskripsi pemben-tukannya. Setiap kata disertai pula dengan contoh pemakaiannya di dalam kalimat. Dalam hubungan itu, perlu diingat bahwa di dalam Bahasa Indonesia terdapat sejumlah kata yang kata dasarnya tidak pernah digunakan tanpa imbuhan atau tanpa gabungan dengan kata lain. Pada kata seperti itu, contoh pemakaian di dalam kalimat merupakan kata berimbuhan, sedangkan gambar dan deskripsinya adalah untuk kata dasar (perhatikan juga isyarat imbuhan dan cara penggunaanya).