Palu – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat Sekolah Luar Biasa (SLB) se Sulawesi Tengah 2025 resmi dibuka dan dipastikan bebas dari pungutan apapun. Seluruh Masyarakat Sulawesi Tengah yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK), diminta untuk mendaftarkan putra-putrinya di SLB terdekat.
Kepala Bidang Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus dan Inovasi Pendidikan (PKPLK-IP) Dinas Pendidikan Sulteng, Nurseha S.Sos., M.Si mengatakan, anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan dan setara. Olehnya, setiap ABK wajib untuk mendapatkan layanan pendidikan di mana pun itu. “Olehnya lewat SPMB yang serentak dilakukan 33 SLB se Sulteng, kami mengajak Masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak berkebutuhan khusus di SLB yang ada di daerah masing-masing. Pendaftarannya mulai 1 Juli hingga 31 Agustus untuk cut offnya. Memang berbeda dengan sekolah regular, karena ini sistemnya juga offline,” ungkap Nurseha kepada Radar Palu, ditemui Rabu (2/7/2025).
SPMB atau sistem penjaringan yang dilakukan SLB di masing-masing kabupaten/kota ini kata Kabid PKPLK-IP, lebih kepada upaya menjemput bola. Sebab, banyak orang tua yang belum mendapatkan informasi detail mendaftakan anak berkebutuhan khusus di SLB.
“Kami dari dinas Pendidikan sudah meminta seluruh SLB untuk door to door juga berikan edukasi ke orang tua yang punya anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah, sehingga tidak ada lagi ABK di Sulteng yang tidak bersekolah,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, di bawah kepemimpinan Gubernur Sulteng, Anwar Hafid dan Wakil Gubernur Sulteng dr Reny Lamadjido berkomitmen memberikan pendidikan gratis kepada seluruh anak termasuk anak berkebutuhan khsusu lewat program Berani Cerdas. Sehingga menurut Nurseha, anak kurang mampu yang ingin disekolahkan di SLB akan mendapat bantuan dari pemerintah provinsi.
“Pemerintah Provinsi sudah menyiapkan bantuan untuk mengcover uang pangkal maupun SPP bagi anak kurang mampu yang ingin bersekolah di SLB swasta. Sehingga kami pastikan tidak ada lagi pungutan apapun di semua SLB termasuk swasta untuk anak yang kurang mampu,” ungkap Nurseha.
Anak berkebutuhan khusus kata dia, sangat penting untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan di SLB tidak sama dengan sekolah regular, di mana SLB lebih mengedepankan keterampilan siswa dibandingkan akademik. Untuk itu dia berharap banyak, orang tua semakin sadar untuk menyekolahkan anak berkebutuhan khusus di SLB.
“Karena data yang kami miliki disandingkan dengan data Dukcapil ternyata masih ada sekitar 330 anak berkebutuhan khusus usia 4 sampai 18 tahun belum bersekolah. Saat ini pemerintah tidak hanya berikan bantuan pendidikan, tapi juga bantuan untuk seregamannya, bagi yang kurang mampu,” paparnya.’
Dalam kesempatan ini, dia juga mengucapkan apresiasi terhadap para Kepala SLB yang sudah melakukan penjaringan agar lebih banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang bisa mengenyam pendidikan. Untuk itu lah dia berharap, Kepala SLB makin intens dan massif lagi melakukan upaya jemput bola ke lingkungan sekitar SLB.
“Bagi orang tua yang ingin mengetahui lokasi SLB dan fasilitasnya, bisa pula mengunjungi website Bidang PKPLK-IP Disdik Sulteng di https://app.disdik.sultengprov.go.id/pkplk/ Semuanya lengkap di situs kami ini,” tandasnya.
Untuk diketahui, saat ini sudah 481 siswa SLB akan mendapatkan bantuan Pendidikan dari program Berani Cerdas Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Diharapkan dengan SPMB Tingkat SLB Tahun 2025 ini, makin banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang kurang mampu terbantu oleh program unggulan Pemerintah Provinsi ini.