Kepala Bidang PKPLK dan Inovasi Pendidikan, Nurseha, S.Sos., M.Si, saat foto bersama dengan siswa SLB yang ikuti lomba LKS. (FOTO: FADEL)
PALU– Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah melalui Bidang Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), dan Inovasi Pendidikan menggelar Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Disabilitas Tingkat Provinsi, Senin (14/7/2025), di Aula Kantor Disdik Sulteng.
Dengan mengusung tema “Talenta Vokasi Memajukan Bangsa”, ajang tahunan ini diikuti oleh 59 siswa dari 29 Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Sulteng, mewakili seluruh 13 kabupaten/kota, dari jenjang SD hingga SMA. Para peserta didominasi oleh siswa penyandang tuna rungu dan grahita.
Kepala Bidang PKPLK dan Inovasi Pendidikan, Nurseha, S.Sos., M.Si, menjelaskan bahwa LKS ini menjadi ajang penting untuk menampilkan kompetensi keterampilan siswa disabilitas. Tahun ini, terdapat sembilan jenis lomba yang digelar, antara lain merangkai bunga, kria kayu, kecantikan, hingga membatik.
“Kami lebih menekankan pengembangan skill, karena anak-anak disabilitas cenderung mengalami hambatan akademik. Kami harap mereka bisa mandiri setelah lulus dari SLB,” ujarnya.
Nurseha menekankan bahwa hasil karya para siswa disiapkan agar dapat menembus dunia industri. Misalnya, siswa dengan keahlian merangkai bunga bisa bekerja di usaha dekorasi, sementara yang mahir membatik atau tata rias bisa diserap di sektor industri kreatif seperti salon atau UMKM lainnya. “Anak-anak ini memiliki potensi besar meski memiliki keterbatasan. Kami ingin dunia industri dapat melirik mereka,” tambahnya.
LKS tingkat nasional nantinya akan digelar secara daring. Para juara dari tingkat provinsi akan mewakili Sulawesi Tengah untuk berlaga di tingkat nasional.
Telinga Boleh Tak Mendengar, Tapi Tangan Hadra Bicara Lewat Karya
Salah satu peserta, Hadra, siswi tuna rungu kelas 2 SMALB Negeri 1 Palu asal Tawaeli, turut mencuri perhatian lewat semangatnya dalam lomba membatik. Meski tidak dapat mendengar dan berbicara, semangatnya dalam menyelesaikan karya batik menuai pujian. “Hadra baru pertama kali ikut lomba seperti ini. Kami berharap ia bisa juara, karena sudah banyak karya batik yang ia hasilkan,” ujar Nuning, pendamping Hadra. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi ruang untuk menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi cahaya prestasi dan kemandirian. (del)
Sumber : https://elsindo.id/lks-disabilitas-sulteng-2025-dorong-kemandirian-lewat-kompetensi-vokasional/